ADAPTASI TINGKAH LAKU PADA MAKHLUK HIDUP
Dalam mempertahankan
hidup, seti jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya,
seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh
alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme
harus memiliki struktur khusus seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk.
Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang atau
melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan tingkah laku
demikian disebut adaptasi.
Dari pengertian adaptasi tersebut, ada tiga macam bentuk
adaptasi, yaitu:
a. adaptasi fisiologi
b. adaptasi tingkah laku,
c. adaptasi morfologi.
a. adaptasi fisiologi
b. adaptasi tingkah laku,
c. adaptasi morfologi.
Adaptasi
tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku/perilaku
terhadap lingkungannya seperti pada binatang bunglon yang dapat berubah warna
kulit sesuai dengan warna yang ada di lingkungan sekitarnya dengan tujuan untuk
menyembunyikan diri.
- Mimikri
Mimikri adalah teknik manipulasi warna kulit pada
binatang seperti misalnya bunglon yang dapat berubah-ubah sesuai warna benda di
sekitarnya agar dapat mengelabuhi binatang predator/pemangsa sehingga sulit
mendeteksi keberadaan bunglon untuk dimangsa. Jika bunglon dekat dengan
dedaunan hijau maka dia akan berubah warna kulit menjadi hijau, jika dekat
batang pohon warna coklat, dia juga ikut ganti warna menjadi coklat, dan lain
sebagainya.
- Hibernasi
Hibernasi adalah teknik bertahan hidup pada lingkungan
yang keras dengan cara tidur menonaktifkan dirinya (dorman). Hibernasi bisa
berlangsung lama secara berbulan-bulan seperti beruang pada musim dingin.
Hibernasi biasanya membutuhkan energi yang sedikit, karena selama masa itu
biantang yang berhibernasi akan memiliki suhu tubuh yang rendah, detak jantung
yang lambat, pernapasan yang lambat, dan lain-lain. Binatang tersebut akan kembali
aktif atau bangun setelah masa sulit terlewati. Contoh hewan yang berhibernasi
yaitu seperti ular, ikan, beruang, kura-kura, bengkarung, dan lain-lain.
- Autotomi
Autotomi adalah teknik bertahan hidup dengan cara
mengorbankan salah satu bagian tubuh. Contoh autotomi yaitu pada cicak / cecak
yang biasa hidup di dinding rumah, pohon, dll. Cicak jika merasa terancam ia
akan tega memutuskan ekornya sendiri untuk kabur dari sergapan musuh. Ekor yang
putus akan melakukan gerakan-gerakan yang cukup menarik perhatian sehingga
perhatian pemangsa akan fokus ke ekor yang putus, sehingga cicak pun bisa kabur
dengan lebih leluasa.
- Estivasi
Estivasi adalah menonaktifkan diri (dorman) pada saat
kondisi lingkungan tidak bersahabat. Bedanya dengan hibernasi adalah di mana
pada estivasi dilakukan pada musim panas dengan suhu udara yang panas dan
kering. Hewan-hewan seperti kelelawar, tupai, lemur kerdil, dll akan
mengestivasi diri di tempat yang aman dan terlindung. Pada tumbuhan estivasi
juga dilakukan oleh oleh pohon jati dengan meranggas atau menggugurkan daun.
- Simbiosis Rayap dan Flagellata
Rayap membutuhkan bantuan makhluk hidup lainnya yaitu flagelata untuk mencerna kayu yang ada di dalam usus rayap. Tanpa flagellata rayap tidak akan mampu mencerna kayu yang masuk ke dalam tubuhnya. Rayap-rayap kecil yang baru menetas mendapatkan flagellata dengan jalan menjilat dubur rayap dewasa. Rayap secara periodik melakukan aktivitas ganti kulit dan meninggalkan bagian usus lama, sehingga rayap akan memakan kulit yang mengelupas untuk memasukkan kembali flagellata ke dalam usus pencernaannya.
- Pernapasan Ikan Paus
Ikan paus adalah mamalia yang mirip ikan dan hidup di
air. Paus memiliki paru-paru yang harus diisi dengan oksigen dari permukaan
laut minimal setiap setengah jam sekali. Ikan paus ketika muncuk ke permukaan
akan membuang udara kotor lewat hidung mirip seperti air mancur yang berisi
karbon dioksida bercampur uap air jenuh yang terkondensasi.
Themoregulasi adalah proses yang terjadi pada hewan
untuk mengatur suhu tubuhnya agar tetap konstan dinamis. Adapun mekanismenya
adalah mengatur keseimbangan antara perolehan panas dengan pelepasan panas.
Suhu tubuh hewan dipengaruhi oleh suhu lingkungan hewan. Namun untuk hidup
secara normal hewan harus memilih kisaran suhu yang lebih sempit dari kisaran
suhu tersebut yang ideal dan disukai agar proses fisiologis optimal. Suhu tubuh
konstan sangat dibutuhkan karena perubahan suhu berpengaruh pada konformasi
protein dan ativitas enzim juga pada energi kinetik molekul zat. Kenaikan suhu
Lingkungan mengakibatkan peningkatan laju reaksi yang berpengaruh pada
aktivitas metabolisme sel tubuh.
Kemampuan hewan untuk mempertahankan suhu tubuh ada 2,
yaitu :
·
Hewan poikiloterm adalah hewan yang
suhu tubuhnya selalu berubah seiring dengan berubahnya suhu lingkungan.
·
Hewan homeoterm adalah hewan yang
suhu tubuhnya selalu konstan sekalipun suhu lingkungannya berubah.
Interaksi panas yang menguntungkan: mengatur suhu
tubuh yaitu meningkatkan/menurunkan pelepasan panas dari tubuh dan memperoleh
panas.
·
Konduksi: Perpindahan atau
pergerakan dua benda yang saling bersentuhan.
·
Konveksi: Perpindahan panas antara
dua benda yang terjadi melalui zat alir (fluida) yang bergerak.
Proses Konveksi:
Berlangsung sampai suhu tubuh kembali ke suhu normal.
Perpindahan panas bisa dipercepat, apabila kecepatan aliran fluida di
sekeliling tubuh ditingkatkan. Terjadi dari lingkungan ke tubuh hewan, misalnya
pada saat udara panas bertiup di dekat hewan, lama-kelamaan tubuh hewan akan
menjadi lebih panas juga.
·
Radiasi : Perpindahan panas antara
dua benda yang tidak saling bersentuhan
Frekuensi
dan Intensitas Radiasi:
1.
Tergantung pada suhu benda yang
mengeluarkan radiasi. Semakin tinggi suhu benda yang mengeluarkan radiasi,
semakin tinggi pula intensitas radiasinya.
2 Tubuh hewan (kulit, rambut, dan
bulu) menyerap panas radiasi dengan baik.
3 Berjemur pada hewan (khususnya
poikiloterm) untuk menaikkan atau memperoleh panas tubuh.
·
Evaporasi : Proses perubahan benda
dari fase cair ke fase gas.
Evaporasi:
Cara penting untuk melepaskan panas tubuh. Hewan yang
tidak memiliki kelenjar keringat, jika tubuhnya panas, penguapan melalui
saluran pernafasan dengan cara terengah-engah (pada anjing diikuti dengan
menjulurkan lidahnya). Jika suhu tubuh meningkat, keringat akan membasahi
kulit, selanjutnya keringat akan menyerap kelebihan panas dari tubuh dan
mengubahnya menjadi uap, setelah keringat mengering, suhu tubuh pun turun.
Laju aliran
panas pada suatu benda di pengaruhi oleh:
a)
Luas permukaan benda yang saling
bersentuhan.
b) Perbedaan suhu awal antara kedua benda
tersebut.
c)
Konduktivitas panas (tingkat
kemudahan untuk mengalirkan panas yang dimiliki suatu benda) dari kedua benda.
Hewan Ektoterm
Hewan yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu
lingkungan sekitarnya. Yaitu,
·
Perolehan panas tubuh tergantung pada berbagai sumber panas di lingkungan luar.
·
Masalah yang dihadapi tidak sama, tergantung pada jenis habitatnya.
Hewan
Ektoterm Akuatik: Suhunya relatif stabil sehingga mengalami permasalahan suhu
lingkungan yang rumit.
Hewan
Ektoterm Terestial: Suhunya selalu berubah dengan variasi yang cukup besar
sehingga ada perbedaan signifikan antara suhu udara siang dan malam.
Adaptasi Hewan Ektoterm terhadap
Suhu Sangat Panas dan Sangat Dingin
Adaptasi
terhadap Suhu Sangat Panas
Meningkatkan laju pendinginan dengan penguapan:
a)
Melalui kulit, bagi hewan yang berkulit
lembab (cacing dan katak) atau dengan cara berkeringat (untuk hewan yang
mempunyai kelenjar keringat).
b)
Melalui saluran pernafasan, bagi
hewan yang kulitnya tebal dan kedap air (reptil dan insekta).
c)
Mengubah mesin metaboliknya agar
bisa bekerja pada suhu tinggi (kadal dan reptil gurun).
Adaptasi terhadap Suhu Sangat Dingin
a)
Meningkatkan suhu osmotik.
b)
Titk beku cairan tubuh dapat
diturunkan hingga dibawah 0°C.
c)
Menghambat pembekuan kristal es
didalam sel.
d)
Mencegah kerusakan membran.
Hewan Endoterm
Hewan yang panas tubuhnya berasal dari dalam tubuh
sebagai hasil dari metabolism sel tubuh.
Suhu tubuh terlalu tinggi dilepaskan
dengan cara:
1.
Vasodilatasi daerah perifer tubuh.
2
Berkeringat dan terengah-engah.
3
Menurunkan laju metabolisme (misal:
menekan sekresi tiroksin).
4)
Respons perilaku
(misal: berendam di air).
Suhu Tubuh Terlalu Rendah
Cara untuk mempertahankan atau meningkatkan produksi
panas:
1.
Vasokonstriksi.
3. Menggigil
(shivering).
4.
Meningkatkan laju metabolisme (dengan meningkatkan sekresi tiroksin).
5.
Respons perilaku (menghangatkan diri).
Mekanisme
Produksi Panas pada Hewan Endoterm
1.
Meningkatkan produksi panas metabolik dalam otot rangka (kontraksi otot):
·
Terjadi secara sadar dengan cara
menggerakkan anggota tubuh.
·
Tanpa sadar dengan cara menggigil
(gerakan yang tidak teratur dan tidak mempunyai tujuan pergerakan tertentu,
misalnya saat dingin).
2.
Memetabolisme jaringan lemak cokelat:
·
Jaringan lemak cokelat berbeda
dengan jaringan lemak putih.
·
Jaringan lemak cokelat dibungkus
oleh selaput yang dipersarafi dengan baik oleh sistem saraf simpatis.
·
Jika dirangsang, lemak akan
dimetabolisme dalam mitokondria sel lemak, dan panas akan dihasilkan.
·
Membutuhkan banyak oksigen
sehingga hewan harus meningkatkan pasokan oksigen.
3.
Meningkatkan sekresi hormon tiroid (T3 dan T4), hormon yang dapat meningkatkan
aktivitas metabolisme dalam sel.
4.
Menyerap radiasi panas matahari.
5.
Menegakkan rambut/bulu sehingga pelepasan panas secara konveksi dapat
diperkecil.
6.
Mengurangi aliran darah ke organ perifer dengan vasokonstriksi
(menyempitkan pembuluh darah).
7.
Memberikan berbagai tanggapan perilaku.
Adaptasi Hewan Endoterm terhadap
Suhu Sangat Panas dan Sangat Dingin
Adaptasi
terhadap Suhu Sangat Dingin
1.
Masuk ke dalam kondisi heterotermi, yaitu mempertahankan adanya perbedaan suhu
di antara berbagai bagian tubuh.
Contoh: burung
dan mamalia kutub yang mempunyai suhu pada pusat tubuh sebesar 38oC,
namun suhu kakinya hanya sekitar 3oC, secara fisiologis, kaki tetap
berfungsi normal (telah beradaptasi pada tingkat sel dan tingkat molekul).
2.
Hibernasi atau torpor, yaitu penurunan suhu tubuh yang berkaitan dengan adanya
penurunan laju metabolisme, laju denyut jantung, laju respirasi, dan
sebagainya.
Periode
hibernasi, mulai dari beberapa jam hingga beberapa minggu, bahkan beberapa
bulan. Berakhirnya hibernasi dicapai dengan kebangkitan spontan melalui
peningkatan laju metabolisme dan suhu tubuh secara cepat, yang akan segera
mengembalikannya ke keadaan nomal.
Adaptasi
terhadap Suhu Sangat Panas
·
Meningkatkan pelepasan panas tubuh
dengan meningkatkan penguapan, baik melalui proses berkeringat ataupun
terengah-terengah.
·
Melakukan gular
fluttering: yaitu menggerakkan daerah kerongkongan secara cepat dan
terus-menerus sehingga penguapan melalui saluran pernafasan (dan mulut) dapat
meningkat, akibatnya pelepasan panas tubuh juga meningkat. Misalnya pada
ayam yang sedang mengerami telur.
·
Menggunakan strategi hipertermik,
yaitu mempertahankan atau menyimpan kelebihan panas metabolik di dalam tubuh
sehingga suhu tubuh meningkat sa ngat tinggi, contoh: unta dan rusa gurun.
Hipertermik
mengurangi pelepasan air dari tubuh, yang seharusnya digunakan untuk
mendinginkan tubuh melalui penguapan (untuk sementara). Hipertermik menimbulkan
masalah karena organ tertentu dalam tubuh (misalnya otak) kurang mampu
mentoleransi kenaikan suhu yang terlalu besar. Pendinginan dilakukan dengan
cara kerja mirip heat exchanger, lokasinya terletak pada rongga hidung.
Pengendalian Suhu Tubuh Hewan Endoterm
Komponen penyelenggara pengendalian
suhu tubuh
·
Reseptor: Reseptor panas aktif bila
suhu tubuh meningkat, sedangkan reseptor dingin aktif bila suhu tubuh
menurun.
·
Komparator: Pusat control.
·
Efektor: Mekanisme perbaikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Godam. 2009. Contoh
Bentuk Adaptasi Tingkah Laku Behavioral Pada Mahluk Hidup – Ilmu Biologi.
(Online) (http://organisasi.org/contoh-bentuk-adaptasi-tingkah-laku-behavioral-pada-makhluk-hidup-ilmu-biologi, diakses 26
Maret 2011).
Godam. 2009. Macam
Dan Jenis Adaptasi Mahluk Hidup – Morfologi, Fisiologi dan Tingkah Laku.
(Online) (http://organisasi.org/macam-jenis-adaptasi-makhluk-hidup-morfologi-fisiologi-dan-tingkah-laku-untuk-menyesuaikan-diri, diakses 26
Maret 2011).
Mughni, Irpan Arif. 2011. Thermoregulasi. (Online) (http://irpanarifmughni.blogspot.com/2011_01_01_archive.html, diakses 26
Maret 2011).